Hotline 081917740690
Informasi lebih lanjut?
Home » INFORMASI » Legenda Goa Jatijajar Kebumen

KEBUMEN – Goa Jatijajar adalah sebuah situs geologi yang terbentuk dari proses alamiah di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Goa ini terbentuk melalui proses alamiah dari kapur dengan panjang 250 meter, lebar rata-rata mencapai 15 meter serta tinggi 12 meter. Lokasi goa ini berada di ketinggian 50 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Dilansir dari Wikipedia, Goa ini pertama kali ditemukan oleh seorang petani bernama Jayamenawi yang memiliki lahan pertanian di atas goa tersebut pada tahun 1802. Kala itu Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh ke sebuah lubang yang ternyata adalah sebuah ventilasi langit-langit yang ada di goa tersebut.

Setelah Jayamenawi menemukan goa, tidak lama kemudian Bupati Ambal, salah satu penguasa Kebumen kala itu meninjau lokasi tersebut. Saat mendatangi goa, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh  berdampingan dan sejajar pada tepi mulut goa dan kemudian dinamakanlah goa tersebut sebagai Goa Jatijajar.

Awalnya, goa ini masih tertutup tanah sehingga tidak ada akses masuk untuk melihat area dalam goa tersebut. Hingga kemudian dilakukan pembongkaran dan akhirnya area goa yang tertutup tanah tersebut menjadi pintu masuk goa hingga sekarang.

Sementara itu, dilansir dari Kebumenkab.go.id, Goa Jatijajar merupakan salah satu goa yang berada pada kompleks goa yang keseluruhannya berada pada ketinggian sekitar 250 mdpl. Goa-goa yang ada di kompleks ini, berkembang pada lapisan batu gamping yang berumur Miosen tengah.

Kehadiran fosil-fosil, seperti Lepidocyclina sumatensis Brady, L. Elegans Tan dan Cyclopeus annulatus Martin menunjukan bahwa umur batuan tersebut juga menjadi ciri lingkungan asalnya, yaitu laut dangkal dengan kedalaman maksimum 60 meter.

Terdapat Stalaktit dan Stalagmit

Di dalam goa ini juga terdapat banyak stalagmit dan juga pilar atau tiang kapur, yaitu pertemuan antara stalaktit dengan stalagmit. Semuanya terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang sudah bereaksi dengan batu-batu kapur yang ditembusnya.

Menurut penelitan para ahli, pembentukan staglamit ini memerlukan waktu yang lama. Dalam satu tahun saja hanya bisa membentuk 1 cm saja. Dengan melihat staglamit yang ada di goa Jatijajar, menggambarkan bahwa goa ini sudah berumur sangat tua.

Sendang di Goa Jatijajar

Goa ini juga memiliki sungai bawah tanah yang masih aktif dan tersingkap melalui beberapa sendang atau mata air yang letaknya berkisar 1-3 meter di bawah lorong fosil utama. Beberapa sendang di antaranya:

  • Sendang Kantil
  • Sendang Mawar
  • Sendang Puserbumi
  • Sendang Jombor

Berdasarkan kepercayaan setempat, sendang-sendang ini memiliki khasiat bagi siapapun yang mandi di sana.

Seperti sendang Puser Bumi dan Jombor yang konon airnya memiliki berbagai khasiat, seperti menyembuhkan penyakit dan khasiat-khasiat lainnya, Sedangkan Sendang Mawar konon dipercaya jika ada yang mandi atau cuci muka di sendang tersebut akan menjadi awet muda. Kemudian sendang Kantil dipercaya membuat impian dan cita-cita tercapai jika ada yang mandi dan cuci muka di sana.

Secara keseluruhan, sebenarnya ada tujuh sendang, namun karena medan yang sulit dijangkau sehingga hanya terkuak empat sendang saja. Sendang Mawar dan Sedang Kantil sudah melalui masa pembangunan, sedangkan Sedang Jombor dan Sendang Puser Bumi masih alami dan belum ada penerangan, selain itu jalannya juga masih licin.

Dibangun jadi tempat Wisata

Awal mula dibukanya goa Jatijajar sebagai tempat pariwisata ini dimulai pada 1975. Inisiatif ini dikemukakan oleh  seorang pelayan publik bernama Soepardjo Rustam yang didukung juga oleh Gubernur Jawa Tengah yang saat itu menjabat. Saat itu yang dipilih dalam pengembangan objek wisata di Goa Jatijajar adalah CV AIS Yogyakarta dan dipimpin oleh Saptoto, seorang seniman pembuat diorama yang terkenal di Indonesia.

Pembangunan pengembangan Goa Jatijajar tersebut termasuk dalam penambahan  fasilitas lampu listrik sebagai penerangan, trap-trap beton untuk memberikan kemudahan bagi para wisatawan serta pemasangan diorama Raden Kamandaka hingga Lutung Kasarung yang ada kaitannya dengan legeda dibalik Goa Jatijajar tersebut.

Sebelum Pemda Kebumen melaksanakan pembangunan Gua Jatijajar, terlebih dahulu Pemda Kebumen telah mengganti rugi tanah penduduk yang terkena lokasi pembangunan Objek Wisata Gua Jatijajar Seluas 5,5 hektar.

Patung Dinosaurus

Batu-batuan yang ada di Gua Jatijajar merupakan batuan yang sudah tua sekali. Karena itu, maka di muka Gua Jatijajar dibangun sebuah patung dinosaurus sebagai simbol dari objek wisata Gua Jatijajar.

Dari mulut patung itu keluar air dari Sendang Kantil dan sendang Mawar, yang sepanjang tahun belum pernah kering. Sedangkan air yang keluar dari patung dinosaurus tersebut dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai pengairan sawah desa Jatijajar dan sekitarnya.

Diorama

Diorama yang di pasang dan dalam Gua Jatijajar ada 8 (delapan) deorama, yang patung-patungnya ada 32 buah. Keseluruhannya mengisahkan cerita Legenda dari “Raden Kamandaka – Lutung Kasarung”.

Menurut cerita dahulu kala Gua Jatijajar pernah digunakan untuk bertapa oleh Raden Kamandaka Putera Mahkota dari Kerajaan Pajajaran, yang bernama aslinya Banyak Cokro atau Banyak Cakra.

Konon pada zaman dahulu sebagian dari wilayah Kabupaten Kebumen adalah termasuk wilayah kekuasaan Pajajaran, yang pusat pemerintahannya di Bogor (Batutulis) Jawa Barat.

Adapun batasnya yaitu Kali Lukulo dari Kabupaten Kebumen sebelah Timur Kali Lukulo masuk ke wilayah Kerajaan Mojopahit, sebelah barat Kali Lukulo masuk wilayah Kerajaan Pajajaran.

Sedangkan cerita itu terjadinya di kabupaten Pasir Luhur, yaitu daerah Baturaden atau Purwokerto pada abad ke-14. Namun keseluruhan dioramanya dipasang di dalam Gua Jatijajar.(Admin).

Ditulis oleh

Wisata Sejuta Pesona Goa Jatijajar Kebumen

Belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Komentar Anda*Nama Anda* Email Anda* Website Anda

Kontak Kami

Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.